Jumat, 05 Agustus 2011

SMS Dapat Merusak Tata Bahasa

sesaat setelah menerima MZ Doni, Rina segera membalas dengan mengetik, "ok ntar qta mkn di wrg pak Ndut,Bye". selang bebrapa detik Doni kembali membalas mz Rina ,"CU, ntar i yg traktir u".
kalimat" mz gaul seperti itu tentu tidak asing untuk para pengguna ponsel, apalagi untuk kalangan  remaja dan kaum muda. bahkan, ada banyak singkatan" atau jargon" yang sering digunakan oleh para remaja untuk saling berkirim SMS, misalnya" qta ktm di sala3 aja diper4an pasar", "kmu jemput ita ? samperin i juga dnk".
  tidak setiap orang dapat membaca dan mengerti kalimat" itu dengan baik. hanya mereka yang biasa terlibat dalam pergaulan antar remaja lewat sms yang mengetahui arti dari kalimat" pendek tersebut.  
  memang berkomunikasi dengan kalimat" seperti itu akan mempermudah para remaja masuk dalam pergaulan modern berbasis TI. namun, para remaja juga harus menyadari, hal itu dapat merusak tatabahasa.  
 para remaja yang terbiasa untuk menulis sms dengan kalimat gaul tersebut akan mengalmi kesulitan ketika harus membuat tulisan" formal seperti karya tulis atau artikel ilmiah lainnya.
pada waktu menulis tulisan" formal, tentu saja para remaja harus memperhatikan ejaan yang di sempurnakan(eyd) dan tata bahasa yang mensyaratkan subjek predikat objek keterangan(spok), serta memperhatikan penggunaan kata" dalam bahasa asing.
dalam kalimat" gaul, pembentukan kalimat" cenderung tidak memperhatikan eyd, tata bahasa dan penggunaan kata" dalam bahasa asing. kalimat" gaul disusun berdasarkan gaya bahasa para remaja. seakan" kata" yang ditulis berupa kata sandi yang dapat menunjukan bahwa dirinya termasuk dalam komunitas gaul tersebut.    
oleh karena itu, para remaja perlu menyadari bahwa penggunaan bahasa gaul untuk penyusunan SMS dapat merusak tata bahasa Indonesia yang sedang di pelajari di sekolah. memang dalam jangka pendek, para remaja belum merasakan dampak secara langsung. namun, jika pola pembentukan kalimat gaul telah merusak tata bahasa Indonesia yang dipelajari, maka para remaja akan mengalami kesulitan yang cukup berarti dalam pembuatan tulisan-tulisan atau karya ilmiah. 
  Selain itu, para remaja akan mengalami kesulitan dalam pembentukan kalimat-kalimat formal untuk menjawab pertnyaan-pertanyaan dari para Bapak Ibu guru. Tentu kerusakan tata bahasa akan mempengaruhi prestasi akademik para remaja.
  Disini para remaja seperti dihadapkan pada dua pilihan sulit, antara mempertahankan penguasaan tata bahasa atau mempertahankan ciri khas gaul. Di tengah pilihan yang sulit itu, tentu para remaja perlu mempertimbangkan manfaat dan dampaknya secara jangka panjang.